Saturday, April 29, 2017

Anak Ku, ia surga atau nerakamu

Risalah ini dipersembahkan untuk setiap istri atau suami yang mengidam-idamkan datangnya bahtera kebahagiaan didalam rumah tangganya. Untuk istri yang mencintai suami, anak dan keluarganya diatas mahabbatullah. Untuk setiap pasangan yang mengharapkan terciptanya surga di rumah tangganya. Untuk setiap istri yang mengharapkan kebahagiaan berkibar dalam rumah tangganya, dan untuk setiap istri shalihah yang hendak mencari obat yang manjur untuk menyelesaikan setiap problema rumah tangganya.
Simaklah sebuah nasihat yang sangat berharga dari seorang ibu kepada gadisnya berikut ini.

Berkata Umamah binti Harith, seorang wanita Arab kepada anak gadisnya, ketika buah hatinya dan penyejuk pandangannya dipinang oleh Raja Kinda, ia mengatakan, yaitu Umamah binti Harith mengatakan kepada gadisnya ketika dipinang oleh raja Kinda (Raja Arab pada masa itu), dia mengatakan:

“Wahai putriku, sebentar lagi engkau tidak akan lagi menghirup udara yang selama ini dengannya engkau hidup, sebentar lagi engkau akan keluar dari sangkarmu yang selama ini engkau tumbuh besar. Jika seandainya wahai putriku seorang wanita tidak membutuhkan pria karena kekayaan yang dimiliki ayahnya dan sebab begitu cintanya mereka kepadanya, niscaya engkaulah wanita yang tidak memerlukan pria tersebut. Akan tetapi wanita telah di taqdirkan untuk laki-laki dan laki-laki telah ditaqdirkan untuk wanita.

Putriku, engkau akan meninggalkan rumah yang telah membesarkanmu selama ini menuju ke suatu tempat, engkau tidak pernah mengenalnya sama sekali, hidup bersama orang yang belum terbiasa engkau dengannya, maka jadilah engkau di kerajaannya sebagai pelayan baginya niscaya ia akan menjadi budak bagimu.

Ambillah dari ibu dan hafalkanlah 10 perkara, mudah-mudahan hal itu akan menjadi bekal bagimu dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Pertama dan kedua,  hendaklah engkau bergaul dengannya selalu bertemankan qana’ah dan ridha, serta mendengar dan mematuhi segala ucapan dan perbuatannya.

Ketiga dan keempat, selalulah menjaga tempat-tempat yang biasa dia pandang dan yang biasa ia cium dengan penciumannya, jangan sampai matanya jatuh ketempat yang kotor dan penciumannya mencium sesuatu yang tidak berkenan olehnya. Ketahuilah bahwa celak adalah sebaik-baik perhiasan dan air adalah sebaik-baik pembersih.

Kelima dan keenam, menjaga waktu makan dan tidurnya. Karena lapar mendatangkan emosi –karena suami yang lapar akan membuatnya mudah emosi dan marah- dan kurang tidur membuat pikiran tidak stabil dan kacau.

Ketujuh dan kedelapan, menjaga harta dan keluarganya. Inti dari menjaga harta adalah berhemat dan inti dari menjaga keluarga adalah pintar mengasuh dan pandai mendidik.

Adapun yang kesembilan dan yang kesepuluh, maka janganlah melanggar perintahnya dan jangan sekali-kali menebarkan rahasianya. Jika engkau melanggar perintahnya berarti engkau telah mengeruhkan pikirannya dan jika engkau tebar rahasianya maka engkau tidak akan selamat dari makar dan tipu muslihatnya. Kemudian wahai putriku, jangan sekali-kali engkau menampakkan wajah ceria tatkala ia berduka atau engkau menampakkan wajah duka tatkala ia berbahagia.

Wahai gadisku, wahai putriku, wahai anakku, engkau akan mengarungi sebuah kehidupan yang baru, kehidupan yang tidak ada tempat untuk ayah dan ibumu serta saudara-saudaramu. Engkau akan bergaul dengan seorang laki-laki yang ia tidak menginginkan engkau bergaul kecuali dengannya, sekalipun mereka dari darah dan dagingmu.

Jadilah engkau baginya sebagai seorang istri sekaligus sebagai seorang ibu, biarkan ia merasa bahwa engkau adalah segala-galanya dalam kehidupannya. Ingatlah selalu, bahwa setiap laki-laki siapapun ia, ia adalah bayi besar, akan diam dan tertawa kembali dengan sedikit ucapan manis darimu.

Dan jangan sekali-kali engkau merasa bahwa perkawinanmu dengannya menjadi penghalang antaramu dan keluarga, karena perasaan ini juga ia rasakan sebagaimana juga ia telah meninggalkan rumah orang tua dan kerabatnya hanya karenamu. Hanya wahai putriku perbedaanmu dengannya seperti perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan antaramu dengannya hanya perbedaan antara laki-laki dengan perempuan.

Seorang wanita selalu merindukan keluarganya, seorang wanita selalu terkenang dengan kampung halamannya dimana ia tumbuh besar. Akan tetapi haruslah bagimu membiasakan diri dengan kehidupan barumu ini, haruslah engkau dapat beradaptasi dengannya yang sekarang telah menjadi suamimu, pemimpin keluarga dan ayah dari anak-anakmu. Inilah dunia barumu wahai putriku dan inilah masa depanmu. Inilah rumah tangga yang akan kalian bangun. Adapun kedua orang tuamu maka mereka akan berlalu.

Sayangku, ibu tidak akan meminta kepadamu agar engkau melupakan ibu, agar engkau melupakan ayah dan saudara-saudaramu karena mereka tidak akan pernah bisa melupakanmu selama-lamanya. Bagaimana mungkin seorang ibu akan melupakan belahan hatinya. Akan tetapi yang ibu pinta kepadamu agar engkau mencintai suamimu dan hidup bersamanya dan engkau berbahagia dengan kehidupanmu bersamanya.”

~ Dikutip dari kajian “Anakku, Ia Surga atau Nerakamu” - Ustadz Armen rahimahullaahu ta'ala ~

***

Download Mp3 kajian selengkapnya via kajian.net pada link berikut:

    Anakku, Ia Surga atau Nerakamu 01 - 10.57Mb
    Anakku, Ia Surga atau Nerakamu 02 - 4.18Mb

0 komentar:

Post a Comment

Tinggalkan Komentar Disini