Petarung Jalanan

Hampir saja hari ini tidak ada sesuatu yang bisa diceritakan kepada pembaca blog ini, tetapi malam ini gue bertemu dengan seorang kawan lama kawan masa kecil. Ya kami tumbuh bersama dalam satu lingkungan tetapi kawan gue ini kakak kelas gue dari SD sampai SMP.

Pukul 22.00 WIB tadi kurang lebih gue mampir ke sebuah mini market sebut saja Alfamart dan gue dikagetkan dengan adanya kawan kecil gue karena sudah lama kawan gue ini merantau ke Kota lain sebagai kondektur sebuah Bus yang tidak asing lagi bagi kita.

Setelah bertegur sapa, kemudian dia bertanya dengan bahasa Sunda tetapi gue transalasikan ke Bahasa Indonesia.

"Masih kerja di BNN ?" tanyanya.
"Udah lama gue ga disana, semenjak skripsi" jawab gue.
Sebagai petunjuk kawan gue ini adalah junkie.
Setelah berbincang yang entah kemana.
Celetuk lah gue bertanya tentang kawan gue yang satu lagi.
"Si fulan kemana ?" tanya gue.
"Aduh sekarang si fulan sudah parah" jawabnya.
"Gue dulu waktu libur gawe, gue pernah minum bareng didekat irigasi ditempat anu bareng dia dan yang lainnya" terangnya.
"Lanjut" gue menanggapi.
"Setelah gue minum gue bareng si fulan dan satu orang cewe pergi naik motor hendak pulang, dan ketika gue sampai digang si fulana (teman gue yang lainnya) si fulan ini masuk ke dalam gang si fulana, kemudian keluar dengan motor si fulana.
Lalu si fulan ini bilang ke gue kalau dia sudah ngambil a.k.a nyopet motor si fulana, sontak gue ngerasa ditipu disitu, tau sendiri lah sifat si fulan gimana kalau dilarang". Terangnya.
"Setelah kejadian itu gue balik dan tidur dirumah, keesokan harinya ai Fulana dan temannya sebut saja habibi sudah ada didepan mata gue dan menyangka gue sekokongkol dengan si fulan mencuri motornya" jawabnya seru.
"Gue jelas menolak tuduhan itu akan tetapi nama gue udah tercemar dibelakang" menurutnya begitu.
Petunjuk : dilingkungan gue nama tempat dibelakang itu adalah tempat yg banyak maksiat, tetapi lingkungan gue didepan.
"Mau bagaimana lagi akhirnya gue emosi dan gue ajak berantem si fulana tapi dipisah oleh sebut saja mang dasim" gue manggut-manggut menanggapi.
Gue bilang : "Oh jadi gitu sekarang si fulan" singkat.
"hati-hati kalau dia pinjem motor atau barang-barang lo karena motor si fulana emang balik tapi dompet + duitnya kagak balik 1 juta dan sekarang anak-anak belakang ada di dalam (Masuk Penjara)" dia menasihati.
"gue manggut lagi"

Dia melanjutkan cerita "Lo kenal engga si Ana ?"
"Kagak tau siapa emang ?" jawab gue
"Itu kupu-kupu malam yg sering nongkrong didepan yg semok" terangnya.
"Gue pernah denger namanya sih tapi ga tau yang mana, emang kenapa ?" tanya gue.
"Gue pernah punya hubungan sama dia waktu nganggur lumayan dapet duit 50 ribu per hari" terangnya.
"Parah banget ngeseksnya sampe lutut gue juga ga tahan, masuk jam 3 subuh keluar jam 6 magrib terus aja begitu" dia menjelaskan.
"Tapi karena gue ga mau begitu terus akhirnya gue memutuskan hubungan itu" dengan mantap dia bercerita.
"Tetapi setelah putus sempat dia SMS begini" dia meneruskan.
Gue agak lupa dengan kata-kata jelas dia tapi seingat gue begini kata-katanya :
"Aa, aa mah begitu lagi nganggur gue yang ngasih makan, tapi ketika udah kerja gue dilupain, udah puas ng*** gue dicampakan" kira-kira begitu dan dia pun meneruskan seperti ini kira-kira :
"Neng memang kupu-kupu malam yang ga pantas buat bermasyarakat tapi seengganya neng punya perasaan yang bisa sakit hati" kurang lebih begitu lanjutannya.
Dari apa yang gue pelajari dari sepetik cerita kawan lama gue ini, gue berpikir bahwa kita hidup selalu punya pilihan, tetapi kita sebagai makhlus yang berTuhan hendaknya memilih apa yg baik dan yg terbaik bagi kita agar kita tidak salah jalan dalam menampaki setiap hari yang masih membentang esok hari.